KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ( ORAL HYGINE INDEX SIMPLIFIED)

 

Kebersihan gigi dan mulut adalah keadaan pada rongga mulut yang bersih dari penimbunan plak dan kalkulus yang diukur dengan indeks kebersihan mulut menggunakan Oral Hygine Index-Simplified (OHI-S) (B. Houwink dkk, 1993).

. Kebersihan mulut adalah praktik menjaga mulut tetap bersih dan bebas dari penyakit dan masalah lain (misalnya bau mulut), kebersihan gigi yaitu membersihkan sela-sela gigi. Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk menentukan keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang. Pada umumnya mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan index. Index adalah suatu angka yang menunjukkan suatu keadaan klinis yang didapat pada waktu dilakukan pemeriksaan dengan cara mengukur luas permkaan gigi yang ditutupi oleh plak maupun calculus (B. Houwink dkk, 1993) dapat menggunakan indexs yang dapat dikenal dengan Oral Hygine Index Simplified (OHIS).

Tujuan penggunaan OHI-S ini adalah suatu teknik pengukuran yang digunakan untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut. Debris index (Di) merupakan nilai skor yang diperoleh dari  hasil pemeriksaan terhadap endapan lunak dipemukaan gigi yang dapat berupa plak, material alba, dan debris, sedangkan calculus index (Ci) merupakan nilai (skor) dari endapan keras yang terjadi akibat pengendapan garam-garam anorganik yang komposisi utamanya adalah kalsium posfat yang bercampur dengan debris, mikroorganisme (B. Houwink dkk, 1993).

a.       Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut menggunakan index yang dikenal dengan Oral Hygine Index, (OHI-S) untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut dipilih enam permukaan gigi indeks tertentu yang cukup dapat mewakili segmen depan maupun belakang dari seluruh pemeriksaan gigi yang ada dalam rongga mulut. Gigi-gigi ini dipilih sebagai gigi indeks beserta permukaan indeks yang dianggap mewakili tiap segmen adalah:

Tabel 1

Permukaan Gigi Yang Diperiksa

 

Gigi

Permukaan

Gigi 1.6

Pada permukaan bukal

Gigi 1.1

Pada permukaan labial

Gigi 2.6

Pada permukaan bukal

Gigi 3.6

Pada permukaan lingual

Gigi 3.1

Peda permukaan labial

Gigi 4.6

Pada permukaan lingual

 

Jika gigi indeks pada suatu segmen tidak ada, lakukan penggantian gigi tersebut dengan ketentuan:

1)      Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi molar kedua, jika gigi molar kedua tidak ada maka dilakukan pada gigi molar sketiga, jika gigi molar satu, dua, dan tiga tindak ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.

2)      Jika gigi insisif pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti oleh gigi insisif kiri atas, jika insisif kiri bawah tidak ada dapat diganti gigi insisif pertama kanan bawah, jika gigi inisif kiri dan kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.

3)      Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan-keadaan seperti: gigi hilang karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang merupakan mahkota jaket, mahkota sudah hilang atau rusak lebi dari ½ bagian pada permukaan indeks akibat karies maupun fraktur, gigi yang erupsinya belum mencapai ½ tinggi mahkota klinis.

4)      Penilaian dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi indeks yang dapat di periksa.

Menentukan kriteria nilai OHI-S:

Baik     : Jika nilai nya 0-1,2

Sedang            : Jika nilainya 1,3-3,0

Bururk : Jika nilaiya 3,1-6,0

b.      Menghitung skor debris index, kalkulus index, dan OHI-S

Skor index debris maupun skor index kalkulus ditentukan dengan cara menjumlahkan seluruh skor kemudian membagikannya dengan jumlah segmen yang diperiksa.

Contoh:

DI

2

1

2

 2

1

2

 

 

Maka skor DI = 10 = 1,6

                                  6

CI

2

0

2

2

1

2

 

Maka skor CI = 9 = 1,5

   6

 

Untuk menentukan skor OHIS maka, DI+CI=OHIS jadi, 1,6+1,5=3,1 dalam kriteria nilai OHIS (buruk). (Megananda, dkk 2010)

 

1.      Pengertian Debris

Kebanyakan debris akan segera mengalami liquifikasi oleh enzim bakteri dan bersih 5-30 menit setelah makan, tetapi ada kemungkinan sebagian masih tertinggal pada permukaan gigi dan membran mukosa.

Aliran saliva, aksi mekanis dari lidah, pipi, dan bibir serta bentuk dan susunan gigi dan rahang akan mempengaruhi kecepatan pembersih sisa makanan. Pembersih ini dipercepat oleh proses pengunyahan dan viskositas ludah yang redah. Walaupun debris makanan mengandung bakteri, tatepi berbeda dari plak dan material alba, debris ini lebih mudah dibersihkan.

Ketepatan pembersih debris makanan dari rongga mulut bervariasi menurut jenis makanan dan individunya. Bahan makanan yang cair lebih mudah dibanding bahan makanan yang padat. Gula yang dimakan dalam keadaan cair tertinggal dalam saliva selama 15 menit, sedangkan gula yang dimakan dalam keadaan padat tertinggal dalam saliva sampai 30 menit setelah pengunyahan. Makanan-makanan yang lengket seperti roti, bonbon, dan caramel dapat melekat pada permukaan gigi sampai lebih dari satu jam, sedangkan makanan yang kasar seperti wortel mentah, apel, akan dibersihkan dengan segera. Makanan yang dingin akan lebih cepat di bersihkan dibanding dengan makanan yang panas.

a.       Mencatat skor debris

Tabel 2

Kriteria Skor Debris

 

Skor

Kondisi

0

Tidak ada debris atau stain

1

Plak menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal, atau terdapat stain ekstrinsik dipermukaan yang diperiksa

2

Plak menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan yang deperiksa

3

Plak menutup lebih dari 2/3 permukaan yang diperiksa

 

Menentukan kriteria debris index:

Baik          : Jika nilainya 0-0,6

Sedang     : Jika nilainya0,7-1,8

Buruk       : Jika nilanya 1,9-3,03

2.      Pengertian Kalkulus

Kalkulus merupakan suatu massa yang mengalami klasifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, dan objek solid lainya di dalam mulut, misalnya restorasi dan gigi-geligi tiruan. Kalkulus adalah plak terklasifikasi. Tahap-tauap pembentukannya dapat dipantau dengan mengamati vener plastik yang terpasang pada gigi-geligi atau geligi tiruan.

a.       Macam-Macam Kalkulus

Berdasarkan hubungannya terhadap gingival margin, kalkulus dikelompokkan menjadi supragingival dan subgingival.

1)      Kalkulus supragingival

Kalkulus supragingival adalah kalkulus yang melekat pada permukaan mahkota gigi mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat. Kalkulus ini berwarna putih kekuning-kuningan, konsistennya keras seperti batu tanah liat dan mudah dilepaskan dari permukaan gigi dengan skeler. Warna kalkulus dapat dipengaruhi oleh pigmen sisa makanan atau dari merokok. Kalkulus spragingival dapat terjadi pada satu gigi, sekelompok gigi, atau pada seluruh gigi. Banyak terdapat pada bagian bukal molar rahang atas yang berhadapan dengan dektus stensen’s, pada bagian lingual gigi depan rahang bawah yang berhadapan dengan dektus Warton’s selain itu, kalkulus juga banyak terdapat pada gigi yang sering tidak digunakan.

2)      Kalkulus subgingival

Kalkulus subgingival adalah kalkulus yang berada dibawah batas gingival margin, biasanya pada daerah saku gusi dan tidak dapat terlihat pada waktu pemeriksaan. Untuk menentukan lokasi dan peluasannya harus dilakukan probing dengan eksplorer, biasanya padat dan keras, warnanya korek api, dan melekat erat ke permukaan gigi. Bentuk kalkulus subgingival dapat dibagi menjadi deposit noduler dan spinning yang keras, berbentuk cincin atau ledge yang mengelilingi gigi, berbentuk seperti jari yang meluas sampai kedasar saku, bentuk bulat yang terlokalisasi, bentuk gabungan dari bentuk-bentuk di atas. Jika gingival mengalami resesi, subgingival kalkulus akan dapat dilihat seperti supragingival kalkulus dan mungkin akan ditutupi oleh supragingival yang asli.

b.      Proses terjadinya kalkulus

Kalkulus adalah plak bakteri termineralisasi tetapi tidak semua plak termineralisasi. Kalkulus supragingiva jarang terlihat pada permukaan bukal molar bawah, tetapi sering ditemukan pada permukaan bukal molar atas yang berlawanan dengan muara duktus parotis. 90% dari kalkulus supragingiva yang terdapat pada gigi-geligi ditemukan pada insisif bawah yang terpapar saliva langsung dari glandula saliva submandibularis dan sublingualis. Presipitas garam-garam mineral kedalam plak sudah dapat dilihat hanya beberapa jam setelah deposisi plak, meski umumnya keadaan ini berlangsung 2-14 hari setelah terbentuknya plak. Mineral pada kalkulus supragingival berasal dari saliva, sedangkan pada kalkulus subgingival berasal dari eksudat cairan gingival.

Pada plak yang terbentuk, konsentrasi kalsium dan ion fosfornya sangat tinggi. Umumnya konsentrasi kalsium pada plak sekitar 20 kali lebih besar dari pada disaliva, tetapi tidak terlihat adanya Kristal apatit. Selain itu, juga terlihat bahwa Kristal hidroksiapatit terbentuk spontan di dalam saliva. Beberapa diantaranya kelihatannya dibutuhkan dan umumnya dianggap bahwa beberapa elemen pada plak berfungsi sebagai daerah perbenihan atau nukleasi tempat akan mulai terjadi kristalisasi. Pemerisaan dengan mikrisop elektron menunjukkan bahwa Kristal apatit terendapkan didalam badan mikroorganisme yang berbentuk filament. Akan tetapi, pada penelitian lain kalkulus juga dapat terbentuk pada hewan percobaan yang bebas mikroorganisme. Ada kemungkinan bahwa ada faktor lain yang berpengaruh terhadap terbentuknya kalkulus.

Ada beberapa teori yang sudah diperkenalkan sehubungan mekanisme mineralisasi awal:

1)      Saliva dsapat dianggap sebagai larutan jenuh (supernaturasi) yang tidak stabil dari kalsium fosfat. Karena tegangan CO relative lebih rendah di dalam mulut, CO akan keluar dari saliva bersama dengan deposisi kalsium fosfat yang tidak mudah larut.

2)      Selama tidur, aliran saliva berkurang dan amonik terbentuk dari urea saliva, menaikkan pH yang memungkinkan terjadinya pengendapan kalsium fosfat.

3)      Protein dapat mempertahankan konsentrasi kalsium yang lebih tinggi tetapi jika saliva berkontak dengan gigi, protein akan dikeluarkan dari larutan dan menyebabkan pengendapan dan fosfar.

 

 

 

 

 

Tabel 3

Kriteria Skor Kalkulus

 

Skor

Kondisi

0

Tidak ada kalkulus

1

Kalkulus supragingiva mencapai 1/3 permukaan servikal yang diperiksa

2

Kalkulus supragingiva menutup lebi dari 1/3 kurang dari 2/3 permukaan yang diperiksa, atau ada bercak-bercak kalkulus subgingiva di sekeliling servikal gigi

3

Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 2/3 permukaan kalkulus disekeliling servikal gigi

 

Menentukan kriteria nilai kalkulus index:

Baik     : Jika nilainya 0-0,6

Sedang : Jika nilainya 0,7-1,18

Buruk  : Jika nilainya 1,9-3,0

Permukaan yang diperiksa adalah permukaan gigi yang jelas terlihat     dalam mulut, yaitu permukaan klinis. (Megananda, dkk 2010)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENTINGNYA MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DIMASA PANDEMI COVID-19